Pengertian Keanekaragaman Hayati atau Biodiversity
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) adalah: Suatu kesatuan kehidupan yang kompleks di suatu kawasan tertentu, di atas permukaan bumi.
Rangkuman Para Ahli:
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya.
Pentingnya Keanekaragaman Hayati(Biodiversity):
- Satu jenis tidak mampu melakukan berbagai fungsi dalam menunjang sebuah kehidupan
- Kehidupan yang harmoni akan terjadi apabila masing-masing komponen menjalankan fungsinya dengan baik, dan setiap komponen tidak dapat menggantikan komponen lainnya
- membantu kita memahami bagaimana kehidupan berkembang dan terus berkembang.
Keanekaragaman hayati (Biodiversity) tidak merata, melainkan sangat bervariasi di seluruh dunia. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah keragaman makhluk hidup (biota) yang tergantung pada suhu, curah hujan, ketinggian, geografi tanah, serta unsur-unsur kimiawi yang terlarut dalam komponten abiotik dan kehadiran spesies lainnya.
Berbagai manfaat yang diberikan oleh kehati menurut mendukung kehidupan manusia di bumi adalah kurang lebih sebagai berikut:
a) Kebutuhan, sebagai sumber makanan dalam bidang pertanian, peternakan, ikan dan makanan laut
b) Kesehatan dan Penelitian biomedis: terumbu karang adalah rumah bagi ribuan spesies yang dapat dikembangkan menjadi obat-obatan untuk menjaga kesehatan manusia dan untuk mengobati dan menyembuhkan penyakit
c) Keseimbangan hidup dan Industri: tekstil, bahan bangunan, kosmetik, dll
d) Esterika, Pariwisata dan rekreasi: Pantai, hutan, taman, ekowisata
e) Saldo Bank semua bentuk kehidupan di bumi
Indonesia adalah satu satu Negara Mega biodiversiti dari 12 Negara Mega biodiversiti yang mengandung sekitar 75% keanekaragama hayati bumi, yakni Brazil, Kolombia, Ekuador, Peru, Meksiko, Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, Cina, India, Australia dan Malaysia. Karena itu, Indonesia mempunyai tanggung jawab khusus untuk mengkonservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Dengan melakukan konservasi dan mengelolah keanekaragaman hayati yang ada, Indonesia akan menyelamat berbagai spesies dari tiga tipe spesies di dunia, yakni tipe Asia, tipe Australia dan Endemik/s Indonesia.
Sebagai Negara megabiodiversity, Indonesia juga kaya akan tanaman obat, dan sangat potensial untuk dikembangkan, namun belum dikelola secara maksimal. Kekayaan alam tumbuhan di Indonesia meliputi 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat (jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di Asia). Berdasarkan hasil penelitian, dari sekian banyak jenis tanaman obat, baru 20-22% yang dibudidayakan. Sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui pengambilan langsung (eksplorasi) dari hutan. Potensi tanaman obat di Indonesia, termasuk tanaman obat kehutanan, apabila dikelola dengan baik akan sangat bermanfaat dari segi ekonomi, sosial budaya maupun lingkungan. Negara berkembang mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan baku produk farmasi (38% untuk medical dan aromatic plants, 24% untuk vegetables saps dan extract, dan 11% untuk vegetables alkaloids). Tahun 2005, Uni Eropa tercatat sebagai net importir rempah dan herbal dengan total impor 358,2 ribu ton dan terus meningkat 4% per tahun sejak tahun 2003. Sebanyak 60% dari total rempah dan herbal Uni Eropa berasal dari negara berkembang, namun bukan berasal dari Indonesia melainkan Cina, India, Maroko dan Turki. Ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk pengembangan ekspor tanaman obat ke pasar Uni Eropa.
Mengingat pentingnya Kehati bagi kehidupan, maka yang hendaknya dilakukan adalah (a)melindungi, (b)melestarikan, dan mengembangkan biodiversity suatu kawasan tertentu berdasarkan pertimbangan geografis.
Contohnya seperti Papua. Seberapapun banyaknya Kabupaten/kota atau Propinsi yang sedang dimekarkan, seberapapun besar dan jumlah bisnis ekonomi yang sedang dirintis dan dikembangkan, Kehati pada semua kawasan di tanah Papua perlu dipertimbangkan dan menjadi prioritas, serta acuan utama.
Karena itu, yang hendaknya dilakukan adalah (a) sebisa mungkin mempertahankan Kehati, apa adanya, (b) pembangunan berbagai fasilitas perkantoran hendaknya dilakukan di lokasi yang tandus, termasuk ekonomi bisnis dan berbagai pertanian, perkebunan dan peternakan konvensional, serta beberapa jenis kegiatan olah raga yang tidak ada hubungannya dengan air dan gunung, (c) membuat system penanganan dan pengolahan berbagai jenis sampah dengan system dan paradikma yang berkelanjutan, sehingga tidak merugikan pihak lain.
Penanganan, pengembangan dan proteksi terhadap biodiversity pada suatu kawasan, contohnya seperti Papua, hendaknya dilakukan dengan mengacu kepada sebuah flat form bersama. Dalam pelaksanaannya, disesuaikan dengan pemahaman budaya setempat melalui program kemitraan yang seimbang dan berkesinambungan. Hanya dengan cara ini biodiversity sebuah kawasan sehat dan akan memberi kenikmatan hidup yang baik bagi semua mahluk di Papua.
Mempertahankan keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman gen spesies di setiap ekosistemm, berarti mempertahankan jaringan kehidupan yang menopang semua makhluk hidup . Dalam karyanya 1992 best-seller , ” The Diversity of Life , ” ahli biologi Universitas Harvard Edward O. Wilson – yang dikenal sebagai ” bapak keanekaragaman hayati , ” berkata, ” Ini adalah ceroboh untuk menganggap bahwa keanekaragaman hayati dapat dikurangi tanpa batas tanpa mengancam kemanusiaan itu sendiri”.
Keanekaragama hayati (kehati) merupakan bagian penting dari layanan ekologi yang membuat hidup layak huni di Bumi. Ketika Kehati terganggu, kelayakan hidup terganggu pula. Tetap ketika Kehati hancur dan lenyap, maka hancur dan lenyaplah pula kehidupan di bumi karena bumi tidak layak lagi untuk dihuni.
By. Rudolf Pigai