Keterampilan Apa Saja yang Diperlukan Oleh Manajer?

Keterampilan Apa Saja yang Diperlukan oleh Manajer?

Keterampilan Apa Saja yang Diperlukan Oleh Manajer – Robert L. Katz, seorang pendidik dan eksekutif perusahaan, pada awal 1970 an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Keterampilan dasar tersebut adalah technical skills (keterampilan teknis), conceptual skills (keterampilan konseptual), dan humanity skills (keterampilan manusiawi).

Memperhatikan perkembangan bisnis yang sangat pesat dewasa ini. Penulis berpendapat bahwa keterampilan dasar yang diperlukan oleh seorang manajer harus lebih luas lagi. Karena itu, Penulis menggolongkan keterampilan dasar manajerial menjadi : technical skills, conceptual skills, dan soft skills

Technical Skills (Keterampilan Teknis)

Adalah kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, metode atau teknik spesifik dalam bidang spesialisasi tertentu. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan bidang khusus atau pekerjaan tertentu.

Keterampilan teknis biasanya banyak berhubungan dengan keahlian tangan atau keahlian fisik lainnya. Namun ada juga beberapa keahlian nonfisik yang bersifat teknis, seperti keahlian teknis bagi seorang akuntan dan salesman. Berikut beberapa contoh keterampilan teknis.

Keahlian teknis yang dimiliki seseorang dalam bidangnya masing-masih: ahli bedah, ahli bangunan, pemain musik, pemain sepak bola, akuntan, ahli komputer dan sebagainya.

Contoh keterampilan teknis yang harus dikuasai seorang karyawan akuntansi adalah mampu membuat jurnal, laporan laba-rugi, neraca dan sebagainya.

Contoh keterampilan teknis yang harus dikuasai supervisor IT meliputi pemograman, instalasi sistem komputer, pemeliharaan perangkat keras komputer dan sebagainya.

Contoh keterampilan teknis yang harus dikuasai serang salesman, misalnya teknik presentasi, teknik negosiasi, teknik closing, teknik mengatasi pelanggan yang marah, teknik memengaruhi konsumen dan lain-lain.

Conceptual Skills (Keterampilan Konseptual)

Adalah kemampuan untuk memandang dan memahami suatu persoalan, suatu isu atau organisasi secara keseluruhan dan mengoordinasikan serta memadukan semua bagian yang saling terkait untuk kepentingan atau kegiatan organisasi

Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pendelegasian, pengontrolan, evaluasi dan pemecahan masalah dan sebagainya.

Secara teori konsep ini sangat sederhana, namun banyak manajer dan supervisor yang belum bisa membedakan antara keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Untuk menjelaskan perbedaan keduanya perhatikan ilustrasi berikut.

Jika saya bertanding catur dengan Utut Adianto, apa yang membedakan keterampilan permainan catur saya dan Utut?

Apakah keterampilan teknis yang saya kuasai sama dengan keterampilan teknis yang dikuasai Utut? Ya, tentu saja sama. Karena cara Utut menjalankan bidak akan sama dengan cara saya menjalankannya. Begitu pula cara saya memainkan kuda, langkah saya sama persis dengan Utut memainkan kuda. Tidak mungkin langkah kudanya jungkir balik sehingga berbeda dengan cara saya lakukan.

Bagaiman dengan keterampilan konseptual kami berdua?, Nah ini baru berbeda. Saat Utut Adianto memajukan bidaknya selangkah ke depan, pasti dalam pikirannya sudah tergambar jelas puluhan langkah berikutnya. Ini berbeda dengan saya yang hanya bisa berpikir untuk satu-dua langkah ke depan. Utut bahkan bisa bermain catur buta (bermain catur tanpa harus melihat papannya). Itulah yang dimaksud dengan keterampilan konseptual.

Demikian pula dalam manajemen. Seorang manajer dengan keterampilan konseptual yang baik akan mampu berpikir jauh ke depan.

Soft Skills (Keterampilan Nonteknis)

Ini adalah keterampilan mengelola diri sendiri dan bersosialisasi dengan orang lain yang didasarkan pada nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan seseorang. Soft skills mencakup pola pikir (mindset), sistem kepercayaan (belief system), kematangan emosi (emotional maturity) dan kepercayaan diri (self-confidence) seseorang.

Soft skills bersifat intangible, kecakapannya tidak bisa diukur tapi pengaruhnya dapat dirasakan dan kadar kualitasnya bisa disadari atau tidak disadari seseorang.

Mengemudikan mobil adalah keterampilan teknis, sedangkan cara bereaksi ketika ada orang melintas atau menyebrang di depan mobil saat mengemudi adalah keterampilan nonteknis (soft skills). Apaka kita akan menabrak orang yang melintas itu, mendampratnya dengan kata-kata keasar, atau kita mengerem secara mendadak tanpa melihat situasi di belakang, tergantung seberapa baik kemampuan soft skills kita.

Dalam keterampilan manajemen, yang termasuk dalam keterampilan soft skilss antara lain kemampuan untuk memimpin, memotivasi, mengelola konflik, berkomunikasi dengan efektif, bekerja sama, menumbuhkan partisipasi, memberdayakan rekan kerja dan bawahan.

Walapun ketiga keterampilan tersebut penting bagi seorang manajer, namun arti pentingnya tergantung pada tingkatan manajer bersangkutan dalam organisasi. Dengan kata lain, kita harus tahu keterampilan mana yang bobotnya perlu kita beri perhatian lebih, sesuai dengan jabatan yang sedang atau akan kita pegang.

Untuk memperoleh gambaran tentang keterampilan yang dibutuhkan untuk setiap tingkat atau level manajemen, perhatikan gambar berikut.

Keterampilan teknis merupakan keterampilan yang paling penting bagi manaer lini pertama atau supervisor. Keterampilan konseptual akan meningkat kebutuhannya seiring dengan bertambah tingginya kedudukan seorang manaer dalam suatu jenjang manajemen, sesuai dengan hierarki wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi.

Konsep tersebut sering kali tidak dipahami sebagian besar manajer sehingga mereka tidak efektif dalam bekerja, terutama setelah karier mereka meningkat dan menempati posisi yang paling tinggi. Mereka tidak sadar bahwa keterampilan manajerial harus terus ditingkatkan agar sesuai dengan tingkat manajemen (jabatan) barunya. Sering kali mereka masih terbuai oleh keterampilan teknis yang telah sangat mereka kuasai.

Padahal untuk menjadi seorang eksekutif (manajer puncak) yang inovatif dan efektif, diperlukan keahlian dan keterampilan yang berbeda dengan keahlian dan keterampilan yang dikuasai saat masih menjadi manajer. Demikian juga keterampilan yang diperlukan oleh seorang manajer, berbeda dengan keterampilan yang diperlukan oleh seorang supervisor.

Ingin mengetahui pemahaman produktivitas seorang manajer dan supervisor (leadership)? Ikuti training Productivity Multi Kompetensi dengan mengklik Link ini.

 

Sumber

Penulis : Armala (Arie Harjanoviar)

Penerbit :  PT Gramedia Pustaka Utama

Leave a Comment

Open chat
1
Hai, ada yang bisa kami bantu?